Sistem pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas, dimana oksigen akan diambil dari alveolus dan akan dibawa oleh haemoglobin menuju ke jaringan yang akan diperlukan dalam proses metabolisme, disisi lain karbondioksida, sebagai hasil sisa dari metabolisme akan dibuang melaui pernapasan saat ekspirasi (Perkins, 2003). Pernapasan terdiri dari pernapasan dada, pernapasan perut, dan pernapasan paru. Pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru (Syaifuddin, 1997:91).
Kapasitas paru adalah kombinasi
peristiwa-peristiwa siklus paru-paru atau volume paru-paru yaitu volume tidal, volume
cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi (Guyton, Arthur
C, 1990). Kapasitas fungsi paru-paru merupakan kemampuan paru-paru dalam
menampung udara di dalamnya (Rokhim A, 2000).
Kapasitas vital pru-paru
adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan
napas dan pengeluaran napas paling kuat (Pearce, Evelyn, 1993:221). Kapasitas
vital sama dengan volume cadangan inspirasi (komplementer) ditambah dengan
volume tidal dan volume cadangan ekskresi (suplementer) kira-kira 4600 ml (Guyton
dan Hall, 2008).
Kapasitas paru-paru total adalah
volume maksimum di mana paru-paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan
inspirasi paksa (± 5800 ml) atau sama dengan kapasitas vital ditambah dengan
volume residu. Metode sederhana untuk mempelajari volume paru-paru adalah
dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Metode
terebut disebut spirometri (Priadi, 2009).
Volume Pernapasan
Volume pernapasan pada
setiap orang berbeda-beda, bergantung pada ukuran paru-paru, kekuatan bernapas,
dan cara bernapas. Pada orang dewasa, volume paru-paru berkisar antara 5-6
liter, yang terdiri dari:
1.
Volume tidal
(VT) yaitu volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi pada setiap kali
bernapas normal. Kira-kira sebanyak ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa muda.
2.
Volume cadangan
inspirasi (VCI) atau volume komplementer
yaitu volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah volume tidal,
biasanya mencapai ± 3000 ml.
3.
Volume cadangan
ekspirasi (VCE) atau volume suplementer yaitu jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan
normal sebanyak kira-kira ± 1200 ml.
4.
Volume residu
(VR) yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah
ekspirasi kuat, kira-kira sebanyak ± 1200 ml (Priadi, 2009).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kapasitas paru-paru (Priadi,2009).
1.
Posisi tubuh
Kapasitas vital paru-paru lebih besar ketika pada
posisi berdiri dibandingkan pada posisi duduk dan berbaring. Hal ini
dikarenakan aktivitas fisik lebih sering dilakukan pada posisi tubuh berdiri.
Pada posisi berdiri, keadaan diafragma turun sehingga kapasitas rongga toraks
meningkat, sedangkan pada posisi duduk, seluruh isi abdomen menekan diafragma
yang mengakibatkan kapasitas rongga dada menurun.
2.
Usia
Kapasitas vital paru-paru paling tinggi pada usia remaja,
dan paling rendah pada usia anak dan orang tua. Kemampuan paru untuk mengembang
dan kemampuan dinding dada yang menurun menyebabkan kapasitas vital paru
menurun.
3.
Jenis kelamin
Kapasitas vital paru-paru lebih besar pada jenis
kelamin laik-laki dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan secara
anatomis ukuran dan kekuatan otot dada lebih besar pada laki-laki dibanding
perempuan.
4.
Ukuran
antropometri dan body mass index (BMI)
Kapasitas vital paru-paru didapatkan rendah pada orang
dengan klasifikasi BMI underweight, overweight dan obess.23, 24 Kapasitas vital
paru dapat ditentukan berdasarkan ukuran antropometri tubuh, kekuatan otot dada
dan luas area tubuh.
5.
Riwayat merokok
Riwayat merokok dapat menyebabkan perubahan struktur
dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Rokok memiliki banyak kandungan
zat berbahaya antara lain: nikotin, tar, resin dan karbonmonoksida. Tar dan
resin dapat mengiritasi sistem pernapasan, sehingga menjadi sulit bernapas.
Keduanya dapat menumpuk dan mengganggu kerja paru-paru. Sekitar 30 jenis
senyawa yang terdapat dalam tar diduga dapat menyebabkan kanker. Pada jaringan
paru seorang perokok terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan
alveoli. Perubahan anatomi saluran napas akan menyebabkan perubahan fungsi paru
dan segala macam perubahan klinisnya.
6.
Lingkungan
Kapasitas vital paru-paru anak yang tinggal di dataran
tinggi didapatkan lebih besar daripada anak yang tinggal di dataran rendah.
Pada daerah dataran tinggi, tekanan PO2 di udara relatif rendah jika
dibandingkan di daerah dataran rendah. Tekanan parsial oksigen yang rendah
menyebabkan kecepatan masuknya oksigen ke paru semakin kecil. Kondisi ini
memaksa orang-orang yang ada di dataran tinggi dengan PO2 rendah mengadakan
adaptasi terhadap kondisi tersebut. Beberapa bentuk adaptasi yang terjadi pada
orang yang tinggal di dataran tinggi di antaranya: peningkatan sel darah merah
dan hemoglobin, peningkatan kapasitas difusi, peningkatan kapilaritas, dan peningkatan
jumlah mitokondria.
7.
Latihan fisik
Kapasitas
paru-paru lebih tinggi pada seseorang
yang melakukan aktifitas fisik secara teratur dibanding yang tidak. Atlet pada
cabang olahraga berkelompok memiliki kapasistas vital paru-paru lebih besar
dibanding atlet olahraga perorangan.
Evelyn C.
Pearce. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Guyton, Arthur
C dan John
E Hall. 2008. Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur
C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.
Priadi, Arif.
2009. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Rokhim A.
2000. Toxicologi. Jakarta: Gramedia.
Syaifuddin.
1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa
Perawat. Jakarta: Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar